Wednesday 3 June 2015

Menjajah Belanda Bab 2: Skuad muda yang berkobar.

Eredivisie bukanlah BPL, ataupun liga BBVA yang bisa dengan mudahnya menggelontorkan uang untuk merekrut pemain. Rata-rata, klub tidak memfoya-foyakan uang untuk merekrut pemain asing yang mahal. Mereka lebih mengandalkan pemain akademi ataupun pinjaman dari klub top di liga lain. Kami sendiri juga bukan klub kaya. Kami punya 4 juta poundsterling untuk memperkuat skuad musim ini. Dan aku harus bisa menggunakannya dengan bijak.

Kami punya skuad yang hebat, namun bukan yang terhebat jika eredivisie mempunyai Ajax, PSV, dan Feyenoord. Liga ini sungguh ketat, semua klub bersaing. Namun kita tahu ada raja dan pesaing di suatu liga, dan kami tahu saat ini kami tidak termasuk ke dalamnya. Targetku adalah membawa SC Heerenveen menuju kompetisi eropa. Kebijakan transfer yang benar adalah penentu nasib kami.

Siang, ketika aku menghabiskan secangkir espresso di ruang kerja, Jansen, sang asisten, datang menemuiku. Dia membawa yang berlainan denganku.

"Selamat siang, Andra." Ia menyapa dengan wajahnya yang bersemangat.

"Silakan duduk, My Brother."

Jansen membawa daftar nama pemain di tangannya. Dia duduk lalu menatapku kembali. "Menurutku kita tidak harus menambah banyak pemain untuk musim ini. Skuad kita sudah cukup mumpuni."

Aku meragukan pendapatnya, namun dengan hormat kutanyakan apa yang menjadi dasar pernyataannya tersebut. "Bagaimana caramu menjelaskannya padaku?"

"Lihat pemain-pemain kita. Mereka memiliki kemampuan yang bagus, aku yakin itu. Hanya saja musim lalu kita tidak beruntung karena bukan berada pada tangan yang tepat," tukasnya.

Aku memperhatikan daftar nama itu berulang-ulang.

Mark Uth. Saat latihan, kulihat dia adalah tipe poacher yang baik. Dia pencari posisi yang hebat dan aku suka gayanya untuk mengambil peran di taktikku. Luciano Slagveer dan pinjaman dari Ajax, Lerin Duarte, mereka adalah sayap yang memiliki insting dan kecepatan yang bisa diharapkan. Di tengah kami punya Van Den Berg dan Martin De Roon, keduanya mampu menguasai area tengah dengan bagus. Kenny Otigba dan Pele Van Anholt adalah pemain bertahan yang bagus. Setelah mencermati komposisi skuad, menurutku kami tidak butuh banyak tambahan. Namun yang kuyakini adalah kami sangat membutuhkan amunisi baru di area pertahanan. Kami sangat kekurangan di area ini. Sangat.

"Jansen, berikan daftar posisi yang kuinginkan ini pada Chief Scout kita, Karel Brandsma. Kuharap dia bisa membantuku untuk melengkapi skuad kita secepat mungkin."
Posisi yang paling kami butuhkan adalah center back dan left back. Dan kami harus segera mendapatkannya.

Beberapa hari kemudian, Jansen kembali kepadaku membawa nama dua orang pemain. Ricardinho yang berstatus bebas transfer dan Alan Costa yang saat ini memperkuat Internacional. Setelah mendengarkan penuturan para staff, kami memutuskan untuk merekrut dua nama itu. Alan Costa mendarat di Heerenveen dengan harga 105k Pounds.

Beberapa hari berikutnya seorang agen mendatangiku. Dia menawarkan pemainnya yang bermain di liga finlandia. Aku pun mempertimbangkannya dan melihat dia bermain. Diego Assis cukup baik untuk memenangkan hatiku. Gelandang serang asal brazil itu akhirnya kami dapatkan dengan harga 90k pounds.

Dari total transfer budget 4 juta, aku cukup berhemat untuk memanfaatkannya. Dan, transfer termahal yang kulakukan musim itu adalah menebus pemain muda potential Hachim Mastour dari AC Milan seharga 1.3M Pounds. Sebuah taruhan yang berbahaya.

Tidak banyak tenaga baru musim ini. Kami harus berhemat, namun di lain sisi aku cukup was-was untuk menghadapi kompetisi musim ini.

Di suatu sore ketika latihan usai, suasana terasa berbeda dari latihan sebelumnya.Wajah para pemain lebih serius. Nyala mata mereka terasa silau. Yah, sepertinya anak-anak muda ini sudah tidak sabar menjajal musim baru.

"Bos, kau yakin menargetkan zona eropa?" tanya seorang pemuda yang penuh semangat, Simon Thern.

"Jika targetku hanya bermain-main di papan tengah, lebih baik aku pulang kampung saja," jawabku tersenyum.

Di sampingnya ada sang kapten, Marten De Roon, yang usianya masih tergolong muda untuk menyandang ban kapten. "Kau setuju, kan, kapten?"

"Ya, Bos."

Latihan telah berjalan, dan beberapa minggu ke depan kami akan menghadapi serangkaian pertandingan uji coba. Aku sangat menantikan sepak terjang tim yang diisi pemain-pemain muda ini.



Skuad musim perdana kami. Mereka adalah pemain ambisius. Luar biasa.



Transfer musim ini. Kamu mengambil resiko ketika memboyong Mastour dengan harga tinggi untuk pemain seusianya.


Lambang klub yang selalu kami junjung tinggi. Sedikit mirip logo frisian flag

, , , , , ,

1 comment: