Saturday 18 June 2016

Menjajah Belanda Bab 5: Pemuda Lokal

Ketika menyaksikan Liga Indonesia, saya selalu kagum dengan Persipura yang melahirkan bakat menjanjikan dari daerahnya sendiri. Pemain-pemain muda asal tanah Papua itu di masa puncaknya banyak yang bermain di klub top Indonesia. Dan pemain andalan Timnas Indonesia pun terhitung tidak sedikit yang pernah menimba ilmu di skuad muda Persipura.

Begitu pula di kota ini. Bakat menjanjikan pun beberapa kali muncul dan membawa harapan pada masyarakat lokal.

Selama 13 tahun di SC Heerenveen, setidaknya setiap tahuh ada tiga youngster yang menunjukkan potensi besar yang terpendam di dalam diri mereka. Bakat-bakat muda ini menjadi tanggungjawab bagi saya karena saya tidak boleh mengabaikan perkembangan mereka.

Setidaknya dari sekian banyak bakat muda itu, ada beberapa pemuda lokal, asli kelahiran Kota Heerenveen, yang menunjukkan potensi besar di mata saya dan para staff pelatih.

Di musim pertama melatih, saya menyaksikan tim U-18 bertanding melawan tim kandidat U-18. Hasilnya sangat mengejutkan. Tim U-18 ditaklukkan 1-4 oleh calon pemain baru itu. Yang paling menonjol adalah penjaga gawangnya. Anak itu beberapa kali menggagalkan peluang emas yang didapatkan tim U-18. Tanpa dia, mungkin saja perbedaan skor tidak akan sejauh itu.

Penjaga gawang muda itu adalah Dennis Jansen. Sejak lahir dia sudah berada di kota ini. Rumahnya tidak jauh dari Abe Lenstra Stadium. Kata salah seorang staff pelatih yang sudah lama mengabdi di klub ini, anak itu sering muncul di sesi latihan tim. Dia juga bermain untuk beberapa jenjang usia klub ini. Kecintaannya kepada klub ini benar-benar membuat saya kagum. Dan hari itu saya melihat bakatnya secara langsung. Dia anak muda yang luar biasa.

Dennis menghabiskan tiga tahunnya di skuad cadangan. Ketika dia menginjak usia 19 tahun, kami pinjamkan dia ke Atromitos dari Liga Yunani selama semusim. Di Yunani, dia tidak banyak mendapatkan menit bermain. Hanya 8 kali namanya mengisi daftar skuad di pertandingan liga. 

Hingga 9 tahun karirnya di SC Heerenveen, dia bemain sebagai pelapis kiper utama. Nama-nama tenar seperti Geronimo Rulli dan Maksym Koval memaksa dirinya menjadi bayang-bayang yang berada di bawah nama terang mereka. Jam bermainnya lebih banyak dihabiskan di tim cadangan. Selama beberapa tahun yang panjang itu, beberapa kali dia dipinjamkan ke klub-klub domestik maupun luar Belanda. FC Emmen, Rubin, Hercules, dan Montpellier adalah deretan klub yang melengkapi daftar klub yang dia bela dengan status pinjaman. Musimnya yang cukup bagus adalah ketika bermain untuk Montpellier. Tercatat 23 goal yang bersarang dalam 15 match yang dia mainkan. Montpellier menghargai kemampuannya dengan mengeluarkan 1.5 juta pounds untuk peminjaman setengah musim. Tahun berikutnya, saya mulai memberikan dia menit bermain yang cukup banyak. Saya rotasikan dia dan kiper utama, Matthew Wilkins, yang baru didatangkan dari Liverpool sepeninggal Rulli. Tercatat di musim 2024/2025 dia tampil sebanyak 12 match dan hanya kebobolan 10 goal. Musim berikutnya, walaupun dia tidak meminta pergi dari klub, saya merasa harus menjualnya. Dennis adalah pemain yang tidak banyak menuntut. Dia tidak pernah meminta untuk dimainkan lebih sering seperti kebanyakan pemain yang merasa dirinya sudah hebat. Hal itu membuat saya harus memikirkan masa depannya. Wilkins mulai menjadi pilihan utama di timnas Inggris dan performanya sangat bagus. Jika saya merotasi Wilkins dan Dennis, tentu akan berdampak buruk untuk mereka berdua. Terlebih, Dennis sudah mendapatkan caps perdananya musim itu. Setelah membicarakan hal itu baik-baik, dia mengerti dan setuju untuk pindah dari klub idamannya sejak kecil.

Girondins Bordeaux menebus Dennis dengan mahar 4.4 juta pounds. Di musim perdananya, dia langsung menjadi pilihan utama manajer Willy Sagnol. Sampai saat ini, karirnya makin cerah dan tempatnya tak tergantikan di skuad Girondin yang kini menjadi raksasa Ligue 1 Prancis. Pencapaiannya bisa dilihat saat dia mengangkat tropi French Cup di tahun 2026. Kemudian sebanyak dua kali dia menempati posisi ketiga dalam penghargaan Ligue 1 star goalkeeper.


Dennis Jansen


Bakat muda klub ini yang berpotensi menjadi pemain besar seringkali saya temui di posisi gelandang serang. Pemain pertama yang saya temui di posisi itu adalah Seckin Kahraman. Dia lahir di kota ini. Namun dia bukan asli berdarah Belanda. Ibunya adalah seorang Belanda, tetapi sang ayah berasal dari Turki. Jadi, ketika dia berkesempatan dipanggil timnas di masa mendatang, dia memiliki dua opsi: Belanda dan Turki.

Seckin adalah pekerja keras dan memiliki talenta yang memaksa saya harus mengakui bahwa harus ada 1 slot yang saya sediakan untuk memainkan pemain muda. Saat dia baru bergabung dengan skuad junior, saya bawa dia ke pertandingan melawan NAC Breda. Menggantikan Halilovic, pemuda ini berhasil menyarangkan goal pada debutnya malam itu. Supporter menyorakkan namanya dengan lantang. Tentu saja, pemuda lokal asli kota itu datang ke stadion sebagai pemain baru setelah satu bulan bergabung dengan skuad muda. Dan malam itu saya perkenalkan dia kepada publik. Namanya langsung dikenal semua pendukung. Bocah ajaib terlahir di kota ini.

Sayangnya, masa depan yang diproyeksikan akan cerah, tidak berjalan sesuai perkiraan semua orang. Seckin adalah pemain berkaki kaca. Baru satu tahun dia bermain untuk kami, Seckin muda kerap mendapatkan cidera. Yang paling parah adalah di tahun 2018. Total ada tujuh kali cedera yang dideritanya. Tahun-tahun berikutnya pun tidak berjalan dengan baik. Cidera hitungan minggu bahkan bulan membuat fisiknya memburuk. Perkembangannya terhambat. Walaupun dia adalah pemain muda favorit saya, tentu saya tidak bisa terlalu sering memasukkan pemain yang rentan cedera dan belum berkembang seperti dia.

Di skuad ini telah menumpuk gelandang serang yang sudah matang. Belum lagi Julio Franco, pemain muda asal Spanyol yang saya akui sebagai talenta terbaik yang pernah saya beli, mulai menunjukkan perkembangan pesat dan naik ke skuad senior. Agar Seckin mendapatkan pengalaman, saya pinjamkan dia ke klub lain. Tahun 2018-2020 Seckin bermain untuk Feyenoord dan Nurnberg. Sekembali dari masa peminjaman dia masih belum berkembang jauh. Dua musim berikutnya dia berkutat dengan cedera dan memainkan hanya tujuh pertandingan dalam dua musim. Dalam tiga tahun berikutnya, dia bermain untuk Bournemouth, Burnley, dan AA Genk. Di sana dia mendapatkan kesempatan yang cukup banyak dalam bermain. Musim berikutnya dia kembali dan mulai saya berikan tempat di tim. Tercatat di musim 2024/2025 ada 16 pertandingan yang dia bukukan di Eredivisie.

Manchester United datang kepada kami di musim berikutnya. Mereka tertarik dengan Seckin. Satu musim ini dia bermain cukup baik dan raksasa Premier League itu berminat untuk meminangnya. Saya rasa itu adalah jalan yang cukup bagus. Saya khawatir cedera Seckin kembali kambuh. Dengan terpaksa Seckin yang telah berusia 24 tahun saat itu, kami lepas dengan harga 9.25 juta Pounds.

Di Manchester United dia menjadi pilihan utama. Awal musim dia bermain dengan bagus dan selalu bermain di tiap pertandingan. Performa bagusnya itu berdampak baik bagi karirnya. Akhirnya setelah lama menunggu, panggilan timnas Belanda tiba untuknya. Namun memasuki paruh musim, cedera mendera dirinya. Dia kembali pulih ketika bulan Januari tiba. Sayangnya pada musim transfer dingin itu Manchester United mendatangkan gelandang serang baru. Seckin tersingkir dan tidak mendapatkan tempat lagi. Musim berikutnya dia dilego ke AS Monaco seharga 8 juta pounds.

Di Monaco dia tidak mendapatkan tempat sama sekali. Entah apa maksud klub tajir dari Prancis itu membeli dia. Sepanjang musim hanya satu pertandingan yang dia dapatkan bersama tim utama. Sisanya, dia habiskan dengan bermain untuk tim cadangan. Angin segar baru dia dapatkan dua musim berikutnya ketika Zenit menebusnya sebesar 2.2 juta pounds. Di Zenit, dia tidak bermain cukup sering. Namun beberapa kali dia tampil dan itu sudah cukup untuk pemulihan karirnya. Dan seperti biasa, cedera adalah sahabat terbaiknya, di awal musimnya bersama Zenit, dia menghabiskan satu bulan dengan cidera.


Seckin Kahraman



Kami pernah punya fullback kanan yang luar biasa. Namanya Joey Kuijpers. Joey adalah pemain muda yang memiliki stamina dan kekuatan fisik yang memukau. Selain bisa menempati posisi kanan, dia juga tidak masalah jika ditempatkan di sektor kiri. Anak ini benar-benar profesional dan disiplin ketika latihan. Perkembangannya lumayan bagus di skuad muda. 

Tiga tahun menimba ilmu di akademi Heerenveen, Chelsea datang kepada kami. Tidak heran mengingat Chelsea adalah salah satu raksasa Premier League yang gemar mengumpulkan talenta berbakat dari dari penjuru negeri. Mereka menawarkan 3.8 juta pounds kepada kami. Mungkin semua orang akan berkata bahwa harga segitu tergolong murah untuk seorang pemain muda berbakat. Namun di tengah perkembangan klub dengan finansial yang pas-pasan, harga itu adalah modal yang berharga bagi kami. Saya terima tawaran Chelsea. Keputusan itu tidak semata-mata karena uang. Ada banyak pemain senior yang menempati posisi bek kanan, dan peluang Joey menembus skuad utama tentu akan sulit. Belum lagi saya awalnya tidak mengira bahwa Joey akan menjadi pemain besar. Saya kira dia hanya akan menjadi pemain hebat, namun bukan salah satu yang terhebat.

Joey membuktikan bahwa saya salah. Selama di Chelsea, dia dipinjamkan ke Brentford (Championship), Real Betis (BBVA), Ajax (Eredivisie), dan bahkan di musim keempatnya bersama Chelsea, kami meminjamnya sebagai pemain pelapis. Dia menjadi pemain utama dan menjalani banyak pertandingan selama masa peminjamannya. Kecuali ketika dipinjamkan ke kami, dia hanya bermain enam kali. Konsistensinya itulah yang membuat dirinya dipanggil timnas Belanda saat masa peminjamannya di Real Betis.

Sekembalinya ke Chelsea, Joey bermain sebanyak 14 kali dalam setengah musim, yang artinya dia mulai menjelma menjadi pemain utama di klub itu. Pada transfer musim dingin, Barcelona meminangnya dengan mahar 5.5 juta pounds. Di Barcelona, dia pun mendapatkan tempat utama dan menjalani 12 pertandingan di sana hingga akhir musim. 

Dalam dua musim berikutnya, dia semakin konsisten dan menjadi andalan tim Catalan itu. Prestasi tertingginya adalah ketika menjuarai UCL di tahun 2026. Sampai titik ini, klub kaya baru Premier League, QPR, datang mengincarnya. Usaha mereka untuk memulangkan Joey ke tanah Inggris berhasil. Dia pindah ke QPR dengan harga 18.5 juta pounds. Bersama QPR, Joey berhasil menjuarai premier league dua tahun berturut-turut.


Joey Kuijpers


Salah satu kekhilafan saya yang lain adalah ketika menjual Robert Zimmerman ke PSG dengan harga hanya 2.2 juta pounds. Robert hanya bertahan satu musim di skuad muda sebelum hengkang ke PSG. Saya tidak bisa menahannya karena keinginannya pindah ke klub Prancis itu. 

Selama dua tahun di PSG, bek sentral ini hanya bermain untuk tim cadangan. Di musim ketiga, Robert dibeli Girondins Bordeaux dengan harga 5.25 juta pounds. Dia tampil sebanyak 16 kali dan itu bukanlah hal buruk. Namun entah kenapa, di musim berikutnya, pemuda ini dilepas ke FC Twente. Beberapa sumber mengatakan Robert tidak betah berada di luar negeri. Penyakit homesick itu membuatnya bermain di Belanda kembali. Dua musim berada di Twente dan selalu menjadi pilar utama membuat Feyenoord tertarik dan mendatangkannya. Musim yang bagus dia jalani di Feyenoord. Pada momen ini, manajer timnas Belanda meliriknya dan memberikan debut kepadanya. Dan cukup satu musim itu pula yang dibutuhkan Robert membuktikan kapasitasnya untuk bermain di luar negeri kembali.

Lille, dari Ligue 1, mendatangkannya dengan harga 5.25 juta pounds. Di musim perdananya, dia langsung menjadi pemain utama di jantung pertahanan Lille. Namanya semakin besar dan pada saat itu saya tahu bahwa saya telah melepaskan salah satu pemain berbakat kelahiran kota ini.


Robert Zimmerman


Belasan tahun saya melatih di Heerenveen. Fasilitas akademi dan input yang masuk semakin bagus. Setiap tahun selalu ada pemain muda yang memaksa saya untuk menyediakan tempat bagi pemain muda asli akademi. Dan tak terkecuali pemain muda asal Kota Heerenveen ini. Semangat membela klub di daerah kelahiran membuat mereka berkembang dan menumbuhkan asa bagi penikmat sepakbola lokal yang selalu ingin melihat anak-anaknya bermain di stadion ini setiap minggu.
,

Monday 13 June 2016

Menjajah Belanda Bab 4: Comeback is Real. But Final is Still A Dream.

Menjadi juara Eredivisie tidak mutlak menjadikan kami sebagai unggulan di kancah UEFA Champions League. Para perwakilan liga top Eropa bukanlah lawan yang mudah untuk dikalahkan. Terlebih, ini merupakan laga perdana kami di kompetisi kontinental.

Musim ini saya dibekali dana transfer yang terbilang sedikit jika kita membicarakan persoalan skuad yang akan berlaga di kompetisi lokal dan Eropa. Tidak sampai belasan juta. Menghamburkan dana transfer bukanlah solusi. saya menyukai pemain muda, dan merekalah solusi bagi skuad yang masih belum solid ini.

Dari posisi penjaga gawang, Fernando Pacheco jebolan La Fabrica kami gaet secara gratis. Kemudian Kolo Toure memutuskan mengakhiri karirnya di Liverpool dan membagikan pengalamannya kepada pemain bertahan Heerenveen yang didominasi pemain muda. Alen Halilovic yang masih belum mendapatkan tempat di skuad utama Barcelona menginginkan menit bermain lebih banyak di liga kompetitif dan bergabung dengan kami dengan status pinjaman. Dari klub raksasa Inggirs, Chelsea, ada tiga pemain muda yang bergabung. Mereka adalah Christian Atsu, Tomas Kalas, dan Todd Kane. Duo Manchester United, Tyler Blackett dan Guilermo Varela bergabung juga dengan kami. Blackett berstatus bebas transfer setelah jasanya tidak dipakai United lagi. Sementara Varela setelah menghabiskan musimnya bersama Real Madrid B, memutuskan untuk bermain semusim penuh bersama kami dengan status pinjaman. Carlos Vigaray melengkapi lini pertahanan kami dengan penandatanganan kontrak setelah dilepas gratis oleh Getafe. Masih dari tanah Spanyol, Pemain gaek Barcelona yang dipinjamkan ke sana kemari karena tidak mendapat tempat di Barcelona, pertengahan tahun 2015 dilepas Barcelona dan bergabung dengan kami secara gratis. Pemain lain yang bergabung dengan kami setelah memutuskan tidak menandatangani kontrak baru bersama klub lamanya adalah John guidetti dari Manchester City dan Jem Karacan dari klub divisi Championship, Reading.

Sementara dari transfer keluar, Romario yang telah menghabiskan satu musimnya di sini saya jual seharga 400.000£, mengingat kontribusinya terhadap tim tidak terlalu bagus. Dan kami untung karena musim sebelumnya kami mendapatkannya secara gratis. Kemudian ada nama Alan Costa yang berperan penting untuk tim selama semusim sebelumnya. Namun saya jual karena Chievo menyodorkan uang sebanyak 10 kali lipat harga kami membelinya di musim lalu.



Transfer History musim 2015/2016

Kami tidak menemui kesulitan yang berarti di Eredivisie. Ajax, PSV, dan Feyenoord masih menjadi rival kuat dalam perebutan gelar juara. Namun dengan suntikan amunisi baru di skuad ini, kami mampu bersaing dan mempertahankan posisi puncak.

UCL benar-benar berat bagi kami. Kampiun Serie A, Juventus, serta pemuncak kompetisi Primeira Liga, SL Benfica, adalah dua kekuatan besar yang belum mampu kami jangkau. Hanya Besiktas yang sebelumnya menduduki posisi tiga Super Lig turki yang mampu kami imbangi.

Tercatat dua kemenangan yang kami raih. Salah satunya ketika menghadapi Benfica. Satu kemenangan lainnya saat berhadapan dengan Besiktas. Kemudian hasil imbang kami raih saat bertandang ke turki. Dua kekalahan telak kami telan saat menghadapi Juventus yang masih terlalu superior bagi kami.

Hasil buruk memaksa kami finish di urutan ketiga di fase grup. Juventus dan SL Benfica melaju ke babak knock out.


Match Result UCL 2015/2016

Table UCL 2015/2016


Perjalanan kami di UEFA Europa League pun bukanlah perkara mudah. Klub kuat dari berbagai negara berkumpul di sini demi meraih tropi kompetisi kasta kedua Eropa.

Di fase knock out round 1, kami memetik kemenangan di laga tandang menghadapi Rubin Kazan. Sementara laga kandang berakhir dengan hasil imbang. Raihan leg 1 menjadi modal bagi kami untuk melaju ke babak berikutnya.

Knock out round 2 adalah pertandingan yang sangat memacu getaran jantung dan adrenalin. Kami ditekuk dengan skor 2-0 saat melawat ke kandang Braga. Pertemuan kedua mengharuskan kami untuk mencetak setidaknya tiga goal demi mengamankan tiket menuju quarter final. Dalam 35 menit, kami berhasil melesatkan dua gol dan menyeimbangkan kedudukan dengan agregat 2-2 melalui goal Halilovic dan Karacan, dua amunisi baru kami. Namun petaka datang, menit 66, Felipe Pardo menambah pundi-pundi goal Braga sehingga kami ketinggalan satu goal.

Apa yang dilakukan poacher kami, Mark Uth, adalah suatu harapan yang menganga kembali. Menit 75, Uth melesakkan goal ketiga. Namun Goal Uth sama sekali belum mengantarkan kami menuju zona aman. Agregat 3-3 dengan kondisi Braga unggul goal tandang membuat kami harus tersingkir jika skor tidak berubah hingga peluit akhir dibunyikan.

Injury time 4 menit yang diberikan wasit seakan bukanlah waktu panjang yang berarti bagi kami. Harapan telah pupus. Kami hampir menyerah. Namun Tuhan seakan melarang kami untuk menghentikan langkah kami di sini. Menit 92, pemain kami dilanggar di kotak terlarang. Guidetti berperan sebagai penentu nasib. Dan dia adalah penyelamat kami hari ini. Guidetti datang seperti pahlawan, dan menuntaskan kewajibannya bagaikan kesatria.


Detik-detik terjadinya goal penentu

Pertandingan yang membuat jantung hampir berhenti berdetak


Quarter Final berjalan mulus, kami menjungkalkan Mainz dengan agregat 5-0. Namun Semifinal adalah mimpi buruk bagi kami. Schalke, perwakilan Jerman, memaksa kami menyerah setelah menundukkan kami dengan agregat tipis 4-3. Kegagalan di semifinal menegaskan bahwa Final masih hanya mimpi bagi kami. Namun kegagalan di musim ini merupakan pembuktian bahwa kompetisi Eropa bukanlah persaingan yang mudah.


Match Result UEL

Laga final UEL di St. Jakobspark, Switzerland melahirkan Arsenal sebagai juara setelah mengandaskan impian Schalke untuk menyabet gelar tersebut.

Final UEL


Sekembalinya ke Belanda, kami menghabiskan sisa musim pada kompetisi Eredivisie dan KNVB Cup. Kami tidak beruntung dalam perebutan gelar cup, setelah terpaksa tereliminasi oleh Feyenoord di quarterfinal. Namun Eredivisie bukanlah sesuatu yang berat bagi kami. Untuk kedua kalinya, kami memenangkan gelar tersebut dan mendapatkan tiket menuju UCL musim depan.

Di balik kesuksesan tim, para pemain telah memberikan usaha ekstra demi kehormatan tim. Duo bek muda, Van Aken, dan pemain pinjaman kami Tomas Kalas, masuk ke dalam best eleven. Trio gelandang serang anyar, Atsu, Afellay, dan Halilovic. mencatatkan nama mereka ke dalam daftar tersebut.


Best Eleven

Setidaknya musim ini tak terlalu buruk. Beberapa nama baru turut andil menyemarakkan kompetisi yang padat di musim ini. Saya suka bagaimana mereka memperjuangkan bendera Frisian Flag berkibar ke penjuru dunia. Namun jalan masih panjang. Peluh belum kering dan memang tak ada waktu untuk membiarkannya disapu angin dan hilang seperti asa yang menipis.

, ,