Monday, 8 June 2015

Trik Ngetroll Pemain Jual Mahal



saya sudah mencobanya ke beberapa pemain. dan, sepertinya trik ini juga sudah agan pakai. ya, sekadar info buat yang belum tau. trik ini cocok dipakai kalo ada pemain bagus dari klub kecil dan diminati beberapa klub top. misalnya agan mau beli pemain dari suatu klub, harga udah deal, dan selanjutnya adalah memasuki perundingan kontrak.


dalam kasus saya, si pemain ini, yang lebih gampangnya kita sebut saja mawar, meminta kontrak perminggu sebesar 70k pounds. jumlah gajinya jauh di atas gaji dia di klubnya. dia dan si agen bener2 tau manfaatin situasi. diminati banyak klub, berarti kesempatan bagus untuk menaikkan standar gajinya.

okelah. Karena nih si mawar jg diincar klub lain, saya terima aja. ok, deal.

beberapa hari sesudahnya, doi udah bersiap2 kemasin barang ke belanda (klub saya). waktu konfirmasi kesepakatan akhir, pilih no, alias transfernya dicancel.
nah, setelah itu coba cek wanting listnya. biasanya jumlah peminatnya berkurang, ato bahkan ngilang.
di saat itu ulangi lagi. berikan tawaran lagi. dan hasilnya, si doi cuma minta gaji 25k per minggu kali ini. jumlahnya berkurang 3 kali lipat.. 
pacman emoticon

mungkin dia mikir "wah ini gara2 gue jual mahal makanya pelanggan kemaren pada kabur. ah, udahlah, terima aja tawaran si om ini."

Dan sekarang dia udah didatangkan ke klub saya.

logika lebih gampangnya lagi: misal ada seorang wanita cantik, berstatus perawan kembang tujuh rupa. dia diminati 5 orang pria. kelima pria itu secara berturut2 menawarkan cincin kawin dengan material sbb: kayu, kapur, aluminium, batu giok, dan emas.

tapi, si wanita ini nggak mau nerima kelimanya. dia mintanya intan. dalam anggapannya, cowo2 itu pasti bakal mau nawarin intan demi dapetin dia. ternyata enggak, semua kompetitor mundur.
dan, pada akhirnya dia membuka hatinya kembali dan mau ditawari emas.

Dalam kasus ini, sayalah si pria pemilik emas yang berhasil mendapatkan hati si wanita kembang ini..


NB: Trik ini tidak selamanya berhasil. Kadang kalo agennya resek, ketika offer kontrak kedua, agennya ga mau. Agen ngambek gini emang kampret dah.
, , , ,

Wednesday, 3 June 2015

Menjajah Belanda Bab 2: Skuad muda yang berkobar.

Eredivisie bukanlah BPL, ataupun liga BBVA yang bisa dengan mudahnya menggelontorkan uang untuk merekrut pemain. Rata-rata, klub tidak memfoya-foyakan uang untuk merekrut pemain asing yang mahal. Mereka lebih mengandalkan pemain akademi ataupun pinjaman dari klub top di liga lain. Kami sendiri juga bukan klub kaya. Kami punya 4 juta poundsterling untuk memperkuat skuad musim ini. Dan aku harus bisa menggunakannya dengan bijak.

Kami punya skuad yang hebat, namun bukan yang terhebat jika eredivisie mempunyai Ajax, PSV, dan Feyenoord. Liga ini sungguh ketat, semua klub bersaing. Namun kita tahu ada raja dan pesaing di suatu liga, dan kami tahu saat ini kami tidak termasuk ke dalamnya. Targetku adalah membawa SC Heerenveen menuju kompetisi eropa. Kebijakan transfer yang benar adalah penentu nasib kami.

Siang, ketika aku menghabiskan secangkir espresso di ruang kerja, Jansen, sang asisten, datang menemuiku. Dia membawa yang berlainan denganku.

"Selamat siang, Andra." Ia menyapa dengan wajahnya yang bersemangat.

"Silakan duduk, My Brother."

Jansen membawa daftar nama pemain di tangannya. Dia duduk lalu menatapku kembali. "Menurutku kita tidak harus menambah banyak pemain untuk musim ini. Skuad kita sudah cukup mumpuni."

Aku meragukan pendapatnya, namun dengan hormat kutanyakan apa yang menjadi dasar pernyataannya tersebut. "Bagaimana caramu menjelaskannya padaku?"

"Lihat pemain-pemain kita. Mereka memiliki kemampuan yang bagus, aku yakin itu. Hanya saja musim lalu kita tidak beruntung karena bukan berada pada tangan yang tepat," tukasnya.

Aku memperhatikan daftar nama itu berulang-ulang.

Mark Uth. Saat latihan, kulihat dia adalah tipe poacher yang baik. Dia pencari posisi yang hebat dan aku suka gayanya untuk mengambil peran di taktikku. Luciano Slagveer dan pinjaman dari Ajax, Lerin Duarte, mereka adalah sayap yang memiliki insting dan kecepatan yang bisa diharapkan. Di tengah kami punya Van Den Berg dan Martin De Roon, keduanya mampu menguasai area tengah dengan bagus. Kenny Otigba dan Pele Van Anholt adalah pemain bertahan yang bagus. Setelah mencermati komposisi skuad, menurutku kami tidak butuh banyak tambahan. Namun yang kuyakini adalah kami sangat membutuhkan amunisi baru di area pertahanan. Kami sangat kekurangan di area ini. Sangat.

"Jansen, berikan daftar posisi yang kuinginkan ini pada Chief Scout kita, Karel Brandsma. Kuharap dia bisa membantuku untuk melengkapi skuad kita secepat mungkin."
Posisi yang paling kami butuhkan adalah center back dan left back. Dan kami harus segera mendapatkannya.

Beberapa hari kemudian, Jansen kembali kepadaku membawa nama dua orang pemain. Ricardinho yang berstatus bebas transfer dan Alan Costa yang saat ini memperkuat Internacional. Setelah mendengarkan penuturan para staff, kami memutuskan untuk merekrut dua nama itu. Alan Costa mendarat di Heerenveen dengan harga 105k Pounds.

Beberapa hari berikutnya seorang agen mendatangiku. Dia menawarkan pemainnya yang bermain di liga finlandia. Aku pun mempertimbangkannya dan melihat dia bermain. Diego Assis cukup baik untuk memenangkan hatiku. Gelandang serang asal brazil itu akhirnya kami dapatkan dengan harga 90k pounds.

Dari total transfer budget 4 juta, aku cukup berhemat untuk memanfaatkannya. Dan, transfer termahal yang kulakukan musim itu adalah menebus pemain muda potential Hachim Mastour dari AC Milan seharga 1.3M Pounds. Sebuah taruhan yang berbahaya.

Tidak banyak tenaga baru musim ini. Kami harus berhemat, namun di lain sisi aku cukup was-was untuk menghadapi kompetisi musim ini.

Di suatu sore ketika latihan usai, suasana terasa berbeda dari latihan sebelumnya.Wajah para pemain lebih serius. Nyala mata mereka terasa silau. Yah, sepertinya anak-anak muda ini sudah tidak sabar menjajal musim baru.

"Bos, kau yakin menargetkan zona eropa?" tanya seorang pemuda yang penuh semangat, Simon Thern.

"Jika targetku hanya bermain-main di papan tengah, lebih baik aku pulang kampung saja," jawabku tersenyum.

Di sampingnya ada sang kapten, Marten De Roon, yang usianya masih tergolong muda untuk menyandang ban kapten. "Kau setuju, kan, kapten?"

"Ya, Bos."

Latihan telah berjalan, dan beberapa minggu ke depan kami akan menghadapi serangkaian pertandingan uji coba. Aku sangat menantikan sepak terjang tim yang diisi pemain-pemain muda ini.



Skuad musim perdana kami. Mereka adalah pemain ambisius. Luar biasa.



Transfer musim ini. Kamu mengambil resiko ketika memboyong Mastour dengan harga tinggi untuk pemain seusianya.


Lambang klub yang selalu kami junjung tinggi. Sedikit mirip logo frisian flag

, , , , , ,

Monday, 1 June 2015

Menjajah Belanda Bab 1: Heerenveen dan Awal perjalanan.

Kota Heerenveen. Begitulah ucapan pertama yang terlontar dari mulutku ketika memasuki kota ini sesaat setelah meninggalkan bandara. Perjalanan yang melelahkan selama 14 jam dari Indonesia ke Belanda. Huh.

Aku tidak akan sampai di kota ini kalau bukan karena Johnny Jansen. Dia adalah seorang teman lama, sekaligus asistant manager SC Heerenveen. Klub kebanggaan kota Heerenveen yang akan kutangani mulai saat ini.

Mungkin kalian akan bertanya padaku bagaimana bisa seorang Indonesia mengenal seorang Belanda dan akhirnya bisa melatih klub eropa? hm, ceritanya cukup panjang namun aku akan mempersingkatnya agar kalian tidak memutuskan untuk mengklik sudut kanan atas layar monitor kalian.

Setelah pensiun sebagai pemain sepakbola, aku memutuskan untuk berlibur di rumah saudaraku, tepatnya di Belgia. Ya, dia hidup di sana dan bekerja di sana, lalu aku menghabiskan waktu satu tahun tinggal bersamanya. Selama di sana aku sering mengunjungi tempat latihan tim junior lokal di kota tempatku tinggal. Kadang-kadang aku memberikan beberapa saran untuk sang pelatih, Johnny Jansen. Sejak saat itu kami mulai berteman. Pria berkening lebar itu sempat mengajakku untuk bergabung bersama staffnya, namun aku menolak karena itu terlalu mengikatku. Ayolah, aku ke luar negeri untuk berlibur, bukan untuk kembali menyelami sepak bola secara penuh.

Satu bulan yang lalu, ketika aku masih menjadi pelatih Semen Padang U21, aku mendapat telepon dari Jansen. Dan, dia mengatakan bahwa klub tempat dia bekerja saat ini tertarik untuk merekrutku. Aku sedikit berpikir, kemampuan hebat manakah yang membuatku bisa membuat mereka tertarik. Seingatku aku hanya membawa Semen Padang U21 menduduki juara musim lalu. Lainnya, aku sempat ditunjuk untuk mendampingi Indonesia di Danone Cup. Kupikir itu hanyalah prestasi remeh. Ow, aku yakin ini pasti gara-gara Jansen terlalu memujiku di depan direksi klub itu.

Apapun itu, tak masalah. Di sinilah aku berdiri sekarang.

Well, aku mendapat sambutan hangat di sini. Para petinggi klub yang menaruh harapan agar aku mampu membawa klub menempati papan atas. Lalu, pemain yang penuh semangat dan bertalenta. Aku suka mereka. Terutama seorang pria yang bernama Mark Uth. Orang Jerman ini mengatakan dia akan menjadi mesin gol terbaikku untuk musim pertamaku. Semangat yang bagus dan aku menghargainya. Namun aku bukan orang yang ingin sekadar menjadi peramai kompetisi. Aku di sini dibayar untuk menang dan memoles mental juara kepada pemain.

Musim baru akan segera tiba. Banyak badai yang akan bermunculan. Dan akulah sang peselancar yang akan menaklukkan mereka.


Siang ketika baru saja tiba di kota Heerenveen. Kota yang damai dan tentram.


Menjadi manajer SC Heerenveen, suatu kehormatan besar.

Mr. Sande yang selalu berbaik hati.

Stadion yang 'wah', dengan supporter yang selalu berkobar.

Mark Uth, salah seorang pemain yang menarik.

Malam pertama di Heerenveen. Tenang dan Damai.

, , , , , ,